PT DI kirim teknisi ke Prancis pelajari jet tempur Rafale

PT DI kirim teknisi ke Prancis pelajari jet tempur Rafale

Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Gita Amperiawan di Bandung, Jawa Barat, Rabu (26 Februari 2025).

PT Dirgantara Indonesia (DI) mengirimkan teknisinya ke Prancis untuk mempelajari jet tempur Rafale.

Teknisi tersebut dikerahkan guna memastikan ketersediaan sumber daya manusia yang andal dalam perawatan jet tempur Rafale yang dibeli Indonesia.

“Kami telah mengirimkan mereka ke Prancis,” kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Gita Amperiawan di Jakarta, Rabu.

Ia menginformasikan kerja sama dengan Rafale meliputi offset setting. Kerja sama tersebut meliputi kegiatan mulai dari pemberian pelatihan teknisi hingga pembuatan pelatihan dasar komputer/CBT.

Kerja sama CBT tersebut dimaksudkan agar operator Rafale Indonesia dapat melakukan pelatihan dasar dengan menggunakan teknologi komputer. Dengan

offset setting tersebut diharapkan Indonesia memiliki sumber daya manusia yang terlatih dalam mengoperasikan dan merawat jet tempur Rafale.

Sebelumnya, Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono menginformasikan, sebanyak enam jet tempur Rafale akan memperkuat TNI AU pada 2026.

“Tahun depan, sekitar Februari atau Maret, kita mulai menerima jet tempur Rafale, tiga jet tempur, dan tiga bulan kemudian tiga jet tempur lagi,” ujarnya saat Rapat Pimpinan TNI AU awal Februari 2025.

Pihaknya telah melakukan sejumlah persiapan untuk menyambut kedatangan jet tempur tersebut dengan menyiapkan markas atau homebase bagi keenam jet tempur tersebut, yakni di Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau.

“Di Pekanbaru, kita sudah membangun simulator, hanggar yang kita sebut smart building, pembenahan fasilitas penerbangan, dan juga pembangunan sistem logistik. Semua persiapan sarana dan prasarana sudah dilakukan di Pekanbaru,” kata Harjono.

Ia menambahkan, TNI AU juga telah melakukan seleksi personel untuk program pendidikan calon penerbang Rafale.

“Seleksi ini berdasarkan berbagai aspek, termasuk posisi mereka di pesawat yang kita miliki saat ini,” ungkapnya.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan membeli 42 jet tempur Rafale buatan Dassault Aviation Prancis setelah kontrak pembelian tahap ketiga untuk 18 unit terakhir berlaku efektif.

Brigadir Jenderal Edwin Adrian Sumantha, Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian saat itu, menyatakan kontrak yang berlaku efektif tersebut menjadi dasar bagi Dassault Aviation untuk mulai memproduksi 18 unit jet tempur Rafale terakhir yang dipesan Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*