Awas Perang Nuklir di Dekat RI, Australia-AS-Inggris Beri ‘Kode’ Baru

di dekat RI kembali muncul. Senin (12/8/2024), Australia menandatangani kesepakatan yang memungkinkan pertukaran rahasia dan material nuklir dengan Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

Hal ini merupakan kelanjutan dari pembuatan kapal selam bertenaga nuklir di Negeri Kanguru. Kesepakatan pembuatan kapal selam nuklir sendiri merupakan bagian dari perjanjian keamanan tripartit ketiga negara melalui AUKUS, yang disepakati sejak 2021.

“Perjanjian ini merupakan langkah penting menuju akuisisi Australia atas kapal selam bertenaga nuklir yang dipersenjatai secara konvensional untuk Angkatan Laut Kerajaan Australia,” kata Menteri Pertahanan dan Wakil Perdana Menteri Australia, Richard Marles, dikutip dari AFP.

“Akuisisi armada kapal selam bertenaga nuklir oleh Australia akan menetapkan standar nonproliferasi tertinggi,” tambahnya lagi.

AUKUS sebenarnya menjadi jawaban strategis ketiga negeri itu atas ambisi militer China di kawasan Pasifik. Perlu diketahui China mulai melebarkan sayap militer di kawasan dengan mengklaim 90% kawasan Laut China Selatan (LCS) melalui konsep “sembilan garis putus-putus”.

Kesepakatan terbaru yang ditandatangani di Washington minggu lalu ini juga menyebut Australia akan bertanggung jawab atas risiko nuklir dari material yang dikirim. Perlu diketahui material nuklir untuk propulsi kapal selam akan ditransfer dari AS atau Inggris dalam “unit daya yang lengkap dan dilas” dan Australia akan bertanggung jawab atas penyimpanan serta pembuangan bahan bakar nuklir bekas dan limbah radioaktif dari unit daya nuklir yang ditransfer berdasarkan kesepakatan tersebut.

“Kapal selam merupakan bagian penting dari kemampuan angkatan laut Australia, yang memberikan keuntungan strategis dalam hal pengawasan dan perlindungan pendekatan maritim kami,” kata kesepakatan transfer tersebut.

Sementara itu, China telah menyebut AUKUS berisiko memprovokasi perpecahan dan meningkatkan risiko perang nuklir di kawasan Pasifik Selatan. Menteri Luar Negeri Wang Yi mengecam perjanjian pertahanan tersebut April 2024.

Dalam kunjungannya ke Papua Nugini untuk memperkuat hubungan dengan sekutu lama Australia, Wang memperingatkankan perjanjian AUKUS “bertentangan” dengan perjanjian Pasifik Selatan yang melarang senjata nuklir di wilayah tersebut. Sebelumnya sejumlah negara ASEAN juga mengkhawatirkan AUKUS karena ada elemen nuklir di dalamnya. 

“(AUKUS) meningkatkan risiko proliferasi nuklir yang serius,” kata Wang Yi pada konferensi pers setelah bertemu dengan Menlu Papua Nugini Justin Tkatchenko waktu itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*