Sekelompok delegasi dari berbagai negara, termasuk Laos, Indonesia, Amerika Serikat, dan Jepang, memuji pembangunan berkualitas tinggi yang dilakukan China melalui perlindungan lingkungan ekologis serta koeksistensi harmonis antara manusia dan alam.
Dari Minggu (11/8) hingga Selasa (13/8), delegasi tersebut mengunjungi Kota Chifeng di Daerah Otonom Mongolia Dalam, China utara, sebagai bagian dari sebuah seminar internasional yang diselenggarakan bersama oleh China Foundation for Human Rights Development dan China Datang Corporation Ltd.
Para delegasi itu terkesan dengan pembangunan energi terbarukan, pemulihan ekologis, dan pengendalian penggurunan di Mongolia Dalam.
Pada Senin (12/8), para delegasi mengunjungi ladang angin Saihanba yang dioperasikan oleh China Datang. Ladang angin tersebut telah memasok sebanyak 42,38 miliar kilowatt-jam (kWh) listrik hijau ke berbagai daerah, termasuk China timur laut dan China utara, yang setara dengan penghematan lebih dari 13,9 juta ton batu bara standar dan pengurangan emisi karbon dioksida lebih dari 42,25 juta ton.
“Di bidang energi terbarukan, China sedang menciptakan masa depan,” kata Harvey Cary Dzodin, Ketua HCD Earthcare Culture Association. Dia menambahkan bahwa industri tersebut menawarkan peluang transformasi bagi banyak daerah di negara itu.
“Saya kagum dengan apa yang saya lihat di Mongolia Dalam. Kesan saya sebelumnya tentang daerah itu adalah kawanan domba yang banyak, sejarah yang kuno, dan makanan yang lezat, tetapi daerah itu kini telah menjadi yang terdepan dalam pengembangan energi terbarukan.”
Delegasi internasional tersebut secara khusus tertarik dengan rencana China Datang tentang pembangunan masa depan dan ekspansi internasional. Mereka menantikan potensi kerja sama di masa mendatang.
“Terakhir kali saya mengunjungi China, langit kerap kali kelabu, tetapi kini sudah berwarna biru. Saya yakin China telah mencatatkan kemajuan signifikan dalam perlindungan lingkungan dan pengembangan energi terbarukan,” ujar Andriah Feby Misna, pimpinan Direktorat Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan yang berada di bawah naungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia (RI).
Indonesia juga secara aktif mengupayakan energi bersih, dan ada potensi besar untuk kerja sama antara kedua negara, katanya.
Saling menguntungkan
Pada Selasa, para delegasi mengunjungi sebuah jalan baru di area pengendalian penggurunan di wilayah Ongniud, yang membentang di padang pasir nan luas dengan jaring rumput terpasang di kedua sisi yang berfungsi seperti “jala” untuk menahan pasir agar tidak berpindah tempat.
“Saya belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya,” ujar Dzodin saat berada di antara delegasi-delegasi yang berkumpul di dekat Wu Hua, Wakil Direktur Biro Kehutanan dan Padang Rumput Wilayah Ongniud, untuk mempelajari tentang pengendalian pasir.
“Kami menggunakan alang-alang untuk membuat jaring guna mengurangi kecepatan angin secara signifikan, lalu menanam spesies yang resistan pasir di dalam jaring tersebut guna semakin menstabilkan pasir,” papar Wu.
“Selain memerangi penggurunan, pemerintah setempat juga meningkatkan pendapatan anggota masyarakat dengan mempekerjakan mereka di dalam proyek-proyek itu. Ini adalah situasi yang saling menguntungkan, yang mencerminkan tekad China untuk terus meningkatkan kehidupan rakyatnya,” tutur Dzodin.
Dzodin berencana akan mengajak lebih banyak anak muda untuk mengunjungi China guna mempelajari proyek-proyek pemulihan ekologis dan berkontribusi terhadap perlindungan planet ini.
Para delegasi juga mengunjungi pertanian hutan Ma’anshan di wilayah Harqin.
Valaxay Lengsavad, wakil kepala komisi untuk hubungan eksternal di Komite Sentral Partai Revolusioner Rakyat Laos (Lao People’s Revolutionary Party/LPRP), mengatakan warga setempat telah mengatasi berbagai tantangan besar untuk mewujudkan target hutan yang lebih lebat dan satwa liar yang lebih banyak serta beragam.
Laos, yang memiliki banyak gunung dan hutan, memiliki potensi besar untuk bekerja sama dengan China dalam perlindungan ekologis, imbuhnya.