Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto mengatakan, kasus bunuh diri seorang mahasiswi program pendidikan dokter spesialis (PPDS) Prodi Anastesi Universitas Diponegoro menunjukkan perlunya reformasi pendidikan kedokteran segera dilaksanakan.
Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis, Edy mengatakan bahwa kejadian tersebut menjadi catatan buruk dunia pendidikan dan kedokteran, apalagi kejadian ini muncul di saat pemerintah berupaya melakukan reformasi kesehatan dan pemerataan dokter di tanah air.
“Meninggalnya salah satu calon dokter spesialis anastesi ini menciderai keinginan bangsa ini untuk melakukan reformasi di bidang kesehatan. Saya turut berduka cita atas meninggalnya dr Aulia,” katanya.
Dari pemberitaan yang beredar, polisi menyebutkan bahwa Aulia tidak kuat menghadapi seniornya yang memerintah sewaktu-waktu dan minta banyak hal. Edy menilai, kecurigaan ini juga harus menjadi perhatian tidak hanya kepolisian tapi juga Kementerian Kesehatan dan Kemendikbudristek.
Menurutnya, alibi pembentukan karakter calon dokter yang berujung pada perundungan adalah sebuah kesalahan.
“Tidak zamannya lagi senior menekan juniornya. Meminta ini itu. Biarkan mahasiwa kedokteran ini mengenyam pendidikan dengan merdeka karena beban akademiknya saja sudah berat,” saran Edy.
Edy mendorong agar polisi, Kemenkes, dan Kemendikbudristek terbuka terhadap penyelidikan meninggalnya mahasiswi itu, apalagi Kemenkes mengakui adanya dugaan perundungan dan kelebihan jam kerja.
Selain itu, dia meminta agar penyelidikan motif Aulia menyuntikkan obat penenang dan berakhir meninggal dunia harus diusut tuntas. Apalagi, ujarnya, polisi telah menemukan buku harian korban yang menceritakan beratnya tuntutan menjadi mahasiswa kedokteran serta aksi seniornya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan telah berkoordinasi dengan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) untuk menambah alokasi bahan bakar minyak (BBM) guna mengatasi potensi kelangkaan BBM di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara
“Ini pas saat kita lagi peak season, jadi jangan sampai nanti ada kelangkaan BBM yang akhirnya berdampak pada mobilitas dari masyarakat di sini, maupun juga para wisatawan,” kata Sandiaga, di Labuan Bajo, Kamis.
Menparekraf menjelaskan isu kelangkaan BBM di Labuan Bajo, juga telah disampaikan seorang investor dalam kegiatan Investor Roundtable Discussion di Labuan Bajo pada Rabu (7/8) lalu.
Dia juga mengaku menyaksikan antrean kendaraan cukup panjang di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Labuan Bajo.
Ia mengatakan pemerintah berupaya agar pasokan BBM tidak terganggu, sehingga tidak berdampak pada sektor pariwisata di Labuan Bajo.
“Jangan sampai mereka (wisatawan) tidak mendapatkan pengalaman yang menyenangkan karena kelangkaan BBM, saya akan berkoordinasi langsung dengan Direktur Utama Pertamina,” ujarnya pula.
Lebih lanjut, ia juga mendorong Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sebab sebelumnya kelangkaan BBM di Labuan Bajo diakibatkan karena distribusi BBM yang terhambat dari Reo, Kabupaten Manggarai ke Labuan Bajo karena perbaikan jalan di wilayah Cireng, Kabupaten Manggarai.
“Harus diakselerasi jangan sampai distribusi logistik dan stok BBM ini justru terkendala minimnya infrastruktur. Ini akan kita dorong dan kita akan percepat, saya juga akan berproses dengan Menteri PUPR,” katanya.
Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gabungan Pengusaha Wisata Bahari dan Tirta Indonesia (Gahawisri) Labuan Bajo Efendi berharap agar kelangkaan BBM segera diatasi agar tidak berdampak pada sektor pariwisata di daerah itu.
“Atensi dari teman-teman pelaku usaha pak, pengusaha lokal sini,” katanya lagi.
Sementara itu, PT Pertamina Patra Niaga Jawa Timur Bali Nusa Tenggara (Jatimbalinus) melakukan penjadwalan lebih awal pengiriman bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah SPBU di Labuan Bajo, untuk mengantisipasi kelangkaan BBM di daerah wisata ini.
“Kami sudah memonitoring dan penjadwalan lebih awal pengiriman BBM di SPBU di Labuan Bajo,” kata Area Manager Comm, Rel. & CSR PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Ahad Rahedi, di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (14/8).
Hal itu disampaikannya menanggapi pemberitaan soal adanya dugaan kelangkaan BBM di Labuan Bajo yang berujung pada antrean kendaraan yang mengular untuk mendapatkan BBM.
Ahad mengatakan bahwa selain memonitoring dan penjadwalan lebih awal pengiriman BBM, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Polres Manggarai Barat untuk penertiban antrean di SPBU bersama dengan pengawas SPBU untuk mengatur antrean.
Selain itu, Pertamina telah mengaktifkan skema alternatif jalur suplai dari terminal BBM (TBBM) Bima di NTB dan mengirimkan armada mobil tangki perbantuan dari TBBM Ende dan TBBM Maumere untuk percepatan pengiriman BBM dari dan menuju SPBU.
Sekelompok delegasi dari berbagai negara, termasuk Laos, Indonesia, Amerika Serikat, dan Jepang, memuji pembangunan berkualitas tinggi yang dilakukan China melalui perlindungan lingkungan ekologis serta koeksistensi harmonis antara manusia dan alam.
Dari Minggu (11/8) hingga Selasa (13/8), delegasi tersebut mengunjungi Kota Chifeng di Daerah Otonom Mongolia Dalam, China utara, sebagai bagian dari sebuah seminar internasional yang diselenggarakan bersama oleh China Foundation for Human Rights Development dan China Datang Corporation Ltd.
Para delegasi itu terkesan dengan pembangunan energi terbarukan, pemulihan ekologis, dan pengendalian penggurunan di Mongolia Dalam.
Pada Senin (12/8), para delegasi mengunjungi ladang angin Saihanba yang dioperasikan oleh China Datang. Ladang angin tersebut telah memasok sebanyak 42,38 miliar kilowatt-jam (kWh) listrik hijau ke berbagai daerah, termasuk China timur laut dan China utara, yang setara dengan penghematan lebih dari 13,9 juta ton batu bara standar dan pengurangan emisi karbon dioksida lebih dari 42,25 juta ton.
“Di bidang energi terbarukan, China sedang menciptakan masa depan,” kata Harvey Cary Dzodin, Ketua HCD Earthcare Culture Association. Dia menambahkan bahwa industri tersebut menawarkan peluang transformasi bagi banyak daerah di negara itu.
“Saya kagum dengan apa yang saya lihat di Mongolia Dalam. Kesan saya sebelumnya tentang daerah itu adalah kawanan domba yang banyak, sejarah yang kuno, dan makanan yang lezat, tetapi daerah itu kini telah menjadi yang terdepan dalam pengembangan energi terbarukan.”
Delegasi internasional tersebut secara khusus tertarik dengan rencana China Datang tentang pembangunan masa depan dan ekspansi internasional. Mereka menantikan potensi kerja sama di masa mendatang.
“Terakhir kali saya mengunjungi China, langit kerap kali kelabu, tetapi kini sudah berwarna biru. Saya yakin China telah mencatatkan kemajuan signifikan dalam perlindungan lingkungan dan pengembangan energi terbarukan,” ujar Andriah Feby Misna, pimpinan Direktorat Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan yang berada di bawah naungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia (RI).
Indonesia juga secara aktif mengupayakan energi bersih, dan ada potensi besar untuk kerja sama antara kedua negara, katanya.
Saling menguntungkan Pada Selasa, para delegasi mengunjungi sebuah jalan baru di area pengendalian penggurunan di wilayah Ongniud, yang membentang di padang pasir nan luas dengan jaring rumput terpasang di kedua sisi yang berfungsi seperti “jala” untuk menahan pasir agar tidak berpindah tempat.
“Saya belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya,” ujar Dzodin saat berada di antara delegasi-delegasi yang berkumpul di dekat Wu Hua, Wakil Direktur Biro Kehutanan dan Padang Rumput Wilayah Ongniud, untuk mempelajari tentang pengendalian pasir.
“Kami menggunakan alang-alang untuk membuat jaring guna mengurangi kecepatan angin secara signifikan, lalu menanam spesies yang resistan pasir di dalam jaring tersebut guna semakin menstabilkan pasir,” papar Wu.
“Selain memerangi penggurunan, pemerintah setempat juga meningkatkan pendapatan anggota masyarakat dengan mempekerjakan mereka di dalam proyek-proyek itu. Ini adalah situasi yang saling menguntungkan, yang mencerminkan tekad China untuk terus meningkatkan kehidupan rakyatnya,” tutur Dzodin.
Dzodin berencana akan mengajak lebih banyak anak muda untuk mengunjungi China guna mempelajari proyek-proyek pemulihan ekologis dan berkontribusi terhadap perlindungan planet ini.
Para delegasi juga mengunjungi pertanian hutan Ma’anshan di wilayah Harqin.
Valaxay Lengsavad, wakil kepala komisi untuk hubungan eksternal di Komite Sentral Partai Revolusioner Rakyat Laos (Lao People’s Revolutionary Party/LPRP), mengatakan warga setempat telah mengatasi berbagai tantangan besar untuk mewujudkan target hutan yang lebih lebat dan satwa liar yang lebih banyak serta beragam.
Laos, yang memiliki banyak gunung dan hutan, memiliki potensi besar untuk bekerja sama dengan China dalam perlindungan ekologis, imbuhnya.
Staf Khusus Presiden Juri Ardiantoro menyatakan berbagai tuduhan yang selama ini terus diarahkan kepada Presiden Joko Widodo, termasuk salah satunya pengambilalihan partai politik, tidak terbukti.
Tudingan itu terkait perpanjangan masa jabatan, mengubah konstitusi untuk bisa menjabat tiga periode, hingga mengambil alih partai politik yang beberapa hari terakhir ramai dibicarakan.
“Kita semua sudah mendengar, membaca, dan menyaksikan berkali-kali bagaimana Presiden membantah tuduhan-tuduhan tersebut. Presiden taat hukum, presiden taat konstitusi, dan Presiden fokus bekerja untuk kemajuan negara dan bangsa ini,” tegas Juri di Jakarta, Kamis.
Juri menegaskan berbagai tuduhan kepada Presiden Jokowi sama sekali tidak beralasan, terlebih saat ini Presiden sedang fokus menyelesaikan agenda-agenda penting pemerintahannya yang akan berakhir pada Oktober 2024.
Menurut Juri, ada upaya rekayasa dan pabrikasi narasi insinuatif yang sistematis untuk menurunkan citra Presiden Jokowi dan merusak tingkat kepercayaan masyarakat yang tetap tinggi terhadap kepemimpinan Jokowi.
“Saya menyebut ini upaya pabrikasi narasi insinuatif untuk men-downgrade Presiden dan terus-menerus berusaha merusak tingkat kepercayaan yang tetap tinggi di mata masyarakat. Pertanyaannya adalah apa tujuan dari tindakan ini? Mengapa mereka tidak henti-hentinya melontarkan tuduhan-tuduhan tersebut?” ujarnya.
Meski demikian, Juri yang pernah menjadi Deputi Bidang Informasi dan Komunikasi Politik Kantor Staf Presiden ini bersyukur masyarakat tetap memberikan kepercayaan kepada Presiden Jokowi untuk menyelesaikan masa jabatannya dengan baik.
Ia juga berharap transisi dan keberlanjutan pemerintahan dapat berlangsung dengan lancar.
“Oleh karena itu, saya mengajak semua pihak, terutama para elit, untuk tidak membangun opini, narasi, dan spekulasi-spekulasi politik yang dapat memperlemah kohesi sosial masyarakat kita,” ujarnya.
Pertandingan ulangan final Piala Presiden 2024 akan terjadi pada Sabtu (17/8) yang menyajikan laga Arema FC kontra Borneo FC di Stadion Moch. Soepriadi, Blitar pukul 15.30 WIB.
Pada pertandingan final Piala Presiden 2024, Arema FC mampu keluar sebagai pemenang lewat babak adu penalti setelah bermain imbang kontra Borneo FC dengan skor 1-1 di waktu normal.
Arema FC tentu ingin menegaskan dominasinya atas Borneo FC, di sisi lain, Pesut Etam tentu ingin membalas dendam sempat takluk dua kali di partai final Piala Presiden pada edisi 2022 dan 2024.
Selain laga Arema FC vs Borneo FC, ada pertandingan bertajuk Derby Jateng yang mempertemukan Persis Solo kontra PSIS Semarang di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (17/8) pukul 19.00 WIB.
Pertemuan antara kedua tim kerap berjalan panas dan pada musim lalu, baik Persis Solo serta PSIS Semarang saling mengalahkan dengan mengamankan kemenangan di kandangnya masing-masing.
Selanjutnya ada pertandingan menarik lainnya seperti Bali United kontra Semen Padang, Persita Tangerang menjamu Persija Jakarta, PSS Sleman vs Persik Kediri hingga Dewa United menghadapi Persib Bandung.
Berikut jadwal lengkap Liga 1 Indonesia 2024/25 pekan kedua:
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Perumahan terus melengkapi infrastruktur serta fasilitas pendukung di dalam hunian vertikal yang akan dihuni oleh para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Kami terus berupaya agar hunian yang akan di huni para ASN telah siap huni dan lengkap dengan fasilitas penunjangnya misalnya dengan adanya jaringan ritel, sarana pengiriman barang serta perbankan,” ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto di Jakarta, Kamis.
Selain membangun unit hunian yang mengusung konsep smart home, Kementerian PUPR juga bekerja sama dengan sejumlah mitra kerja untuk pemenuhan fasilitas pendukung seperti jaringan ritel, ekspedisi serta ruang – ruang komunal serta ruang bersama yang bisa dimanfaatkan oleh para ASN.
Iwan berharap hunian vertikal yang dibangun untuk ASN di IKN juga mampu menghidupkan ekosistem di lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, para ASN bisa lebih betah selama tinggal dan bertugas di IKN.
Kementerian PUPR telah membangun Rusun ASN yang telah dilengkapi dengan mebel dan pemanfaatan teknologi hunian cerdas atau smart home system.
Di sekitar lingkungan Rusun juga ada sejumlah fasilitas lainnya seperti adanya tempat bercengkrama yang nyaman, tempat berjualan, tempat untuk memulai usaha yang dapat bersinergi dan memudahkan para penghuni beraktivitas.
“Sejumlah gerai juga sudah ada dan yang telah masuk ke Rusun ASN antara lain Indomaret, Pos Indonesia, BNI Digital Banking Cafe dan lainnya. Semoga Hunian ASN beserta fasilitas pendukungnya ini dapat memberikan banyak manfaat dan menepis keraguan bagi para ASN yang akan tinggal di sini,” ujar Iwan.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, perusahaan pengelola jaringan ritel Indomaret yakni PT Indomarco Prismatama telah melakukan ekspansi gerai mereka di IKN.
Pada tahun ini untuk pertama kalinya gerai Indomaret yang berlokasi di Hunian Pekerja IKN 2 telah diresmikan pada Minggu tanggal 11 Agustus 2024 dan gerai kedua di Rusun ASN 4 juga diresmikan oleh Dirjen Perumahan pada tanggal 12 Agustus 2024.
Adanya gerai Indomaret merupakan bentuk komitmen untuk menumbuhkan ekosistem dalam proses pembangunan hunian juga dapat membantu para pegawai ataupun pekerja dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan diferensiasi produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan proyek pembangunan IKN.
Selain itu, ada juga gerai Pos Indonesia yang berlokasi di lobby Rusun ASN 1 Tower B. Adanya gerai Pos Indonesia tentu dapat memudahkan para pegawai ASN yang pindah ke IKN dalam transaksi pengiriman barang atau dokumen dengan cepat dan tepat.
Pos Indonesia yang memiliki misi Bertindak Efektif Untuk mencapai Performance Terbaik sangat cocok untuk para ASN yang sejatinya bekerja dengan mobilitas tinggi.
Selain itu, Kementerian PUPR bekerja sama dengan Bank BNI telah menyiapkan juga tempat berkumpul aestetik yang tidak kalah seru yakni BNI Digital Banking Cafe.
Pembukaan BNI Digital Banking Cafe di IKN merupakan bentuk komitmen BNI untuk terus berinovasi dan mendukung pembangunan IKN melalui layanan digital perbankan. BNI Digital Banking Cafe mengusung konsep digital first hadir dengan konsep yang inovatif dan full digital, menggabungkan kenyamanan ruang publik dengan fasilitas perbankan digital terkini.
“Nasabah maupun masyarakat sekitar, terutama aparatur sipil negara (ASN), yang bermukim di kawasan IKN dapat dengan mudah mengakses berbagai layanan perbankan secara aman dan nyaman,” kata Iwan.
Pengusaha Hermanto Tanoko mendapat sorotan usai melompat ke posisi teratas orang terkaya di Indonesia versi Forbes. Dengan harta US$34,3 miliar atau Rp554,87 triliun, dia berada di posisi ke-2 tepat di bawah Prajogo Pangestu.
Nominal sebesar itu diperoleh Hermanto dari kepemilikan beberapa perusahaan di bawah bendera Grup Tancorp. Dua paling dikenal masyarakat adalah perusahaan cat Avian dan perusahaan air minum Cleo.
Dalam akun Youtube pribadi, Hermanto mengatakan bahwa kesuksesan hari ini terjadi berkat perjuangan dan doa dari orang tua. Sang ayah, Soetikno Tanoko, dan ibunya, Soeryani, turut membentuk kepribadian dan mental berbisnis di tubuh Hermanto Tanoko hingga membuatnya kaya raya.
Hermanto Tanoko terbilang anak yang cukup beruntung. Sebab, dia bukan kategori anak yang minim perhatian orang tua, sekalipun keduanya sibuk bekerja mencari uang.
Saat lahir pada 17 September 1952, diketahui ayahnya berbisnis palawija. Sementara ibunya berjualan pakaian dan barang bekas di depan rumah. Namun, kesibukan tak membuat Hermanto dilupakan.
Dalam wawancara di salah satu podcast, Hermanto bercerita bahwa dia justru sangat intens dan dekat dengan kedua orang tua. Bahkan, sampai usia 11 tahun dia selalu tidur bersama orang tua. Atas dasar ini, dia mengetahui bagaimana perjuangan keduanya untuk keluarga.
“Walaupun bertemu hanya malam, tapi sangat intens dan dekat sehingga saya tahu perjuangan mereka untuk anak-anaknya,” ungkap Hermanto.
Di setiap malam itulah, Hermanto kecil selalu dicekoki cerita-cerita sejarah dan perjuangan ayahnya saat berbisnis jauh sebelum kelahiran dirinya. Sang Ayah, Soetikno Tanoko, memang sudah mengalami pasang-surut berbisnis sejak tahun 1948.
Saat tiba di Indonesia dari China, Soetikno hanya bekerja sebagai petani dan dengan cepat menjadi pengusaha sukses. Pada akhir 1950-an, dia punya rumah, toko, dan motor. Namun, semua kejayaan runtuh akibat kebijakan rasial Presiden Soekarno.
Perlu diketahui, Soekarno tercatat dalam sejarah mengeluarkan peraturan yang melarang orang Tionghoa berbisnis di perdesaan. Pedagang Tionghoa, baik WNI atau WNA, dipindahkan paksa bahkan dilakukan pemulangan ke negara asalnya, China.
Kebijakan tersebut membuat Soetikno yang masih berstatus WNA kehilangan harta-benda. Dia pun terpaksa angkat kaki dari Indonesia. Namun, dia tidak jadi pulang karena kapal yang membawanya tak kunjung datang.
“Akhirnya, ayah pergi ke Gunung Kawi. Tinggal di emperan wihara pakai tikar. Sampai 6 bulan,” kata Hermanto Tanoko, dikutip dari akun Youtube Christine Lie, Kamis (18/7/2024).
Saat itulah, Hermanto menjadikan seluruh cerita itu pedoman hidup. Sebut saja seperti telaten, ketekunan, dan kreativitas yang dipegang teguh saat berbisnis.
Dalam kasus bisnis apotek di tahun 1960-an, misalnya, dia melakukan terobosan yang tak pernah dipikirkan oleh kompetitor, yakni sistem pengantaran obat gratis. Atau saat berbisnis cat Avian, dia melakukan langkah berani dengan membeli mesin besar asal Korea Selatan untuk menggenjot produksi.
Atas dasar inilah, nasihat dari kedua orang tua membuahkan hasil. Tahun-tahun berikutnya jadi masa keemasan Hermanto Tanoko sebagai orang kaya dan sukses. Pada titik ini, dia berpesan bahwa salah satu cara sukses adalah berbakti pada orang tua.
Dia mengatakan keluarga juga harus menjadi nomor satu di dalam hidup. Jika berbakti pada orang tua, maka rezeki bisa mengalir deras.
“Saya adalah diri saya hari ini, berkat bimbingan dan doa dari Mama tercinta. Jadi, kata-kata yang terus terlintas di benak: saya akan berusaha yang terbaik untuk selalu menjadi Anak yang dapat Mama & Papa banggakan,” tulis Hermanto di akun resmi Instagramnya saat mengumumkan Sang Ibu meninggal dunia, Juni 2024 silam.
Kehidupan Sulaiman Al Rajhi (95) adalah anomali. Di saat miliarder lain ingin menghabiskan uang dengan bergelimang harta, Al Rajhi tidak. Dia malah ingin hidup miskin dan menyumbang seluruh harta untuk kegiatan amal.
Sulaiman Al Rajhi adalah pebisnis Arab Saudi yang sempat menelan pil pahit kehidupan di masa muda. Sejak lahir, dia sudah menghadapi kemiskinan hingga tak bisa belajar dan terpaksa bekerja di usia 9 tahun sebagai porter.
Selain itu, dia juga pernah bekerja sebagai pengepul kurma dan penjaga toko. Hingga akhirnya, titik balik kehidupannya terjadi saat dia bekerja di money changer. Bekerja di money changer membuatnya naik kelas. Dari semula miskin, menjadi orang berduit.
Di kala melakukan ekspansi inilah, Sulaiman memutuskan untuk mencari tantangan baru. Pada 1970, dia membangun bisnis money changer sendiri yang dalam waktu singkat berkembang jadi 30 gerai di seluruh Arab Saudi. Bahkan, sudah berhasil melakukan ekspansi ke Mesir dan Lebanon.
Besarnya jaringan bisnis membuat Sulaiman bersama saudara-saudaranya membentuk perusahaan induk money changer. Belakangan, perusahaan induk ini berubah arah dan memilih terjun di dunia perbankan, khususnya bank syariah lewat Al Rajhi Bank.
Dari sinilah upaya Sulaiman menjadi kaya berhasil. Al Rajhi Bank puluhan tahun kemudian jadi bank syariah terbesar di dunia. Praktis, keberhasilan ini lantas membuat kekayaan Sulaiman meroket.
Pada 2011 Forbes mencatatkan kekayaannya mencapai US$ 7,7 miliar atau Rp 119 triliun di masa kini. Dengan harga segitu, dia masuk dalam 100 orang terkaya di seluruh dunia. Meski bergelimang harta, Sulaiman punya sikap berbeda soal gaya hidup.
Punya harta ratusan triliun, tak membuat Sulaiman berfoya-foya. Dia tak punya mobil mewah atau pesawat pribadi. Untuk berpergian, dia selalu menggunakan pesawat kelas ekonomi.
Alasan Sulaiman bersikap demikian karena dia takut dosa. Dia tidak mau kekayaannya tidak bisa dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Maka, dia selalu menggunakan harta untuk kegiatan bermanfaat, termasuk kegiatan amal.
Soal amal, Sulaiman selalu totalitas. Sebagai orang yang pernah terjerat kemiskinan, dia merasa hidup miskin tidak enak. Akibat tak mau orang lain merasakan hal sama, dia kerap membagikan uang kepada orang yang membutuhkan.
Hingga akhirnya puncaknya terjadi pada 2015 lalu. Dia membagikan seluruh harta kepada masyarakat tidak mampu di Arab Saudi. Dia juga mengalihkan kepemilikan sahamnya di Al Rajhi bank ke berbagai lembaga amal.
Akibatnya, semua tindakan ini membuat hartanya lenyap dan hanya menyisakan sedikit untuk dana abadi dan warisan anak. Atas dasar ini, Forbes tak lagi memasukan namanya di jajaran orang terkaya dunia.
Dia pun menyebut dirinya sudah miskin dan mengklaim hanya punya satu gamis. Meski begitu, Sulaiman sama sekali tidak menyesal.
“Segala harta milik Allah, dan kita hanyalah orang-orang yang diberi amanah (oleh Allah) untuk menjaganya,” ujarnya.
Di pinggir jalan perkotaan Indonesia, sering ditemukan gerai-gerai toko biru yang menjual obat kuat. Melihat penjualan yang seperti itu, tak sedikit orang tergelitik dan berpikir “mana bisa kaya dari hanya jual obat kuat”.
Meski begitu, kisah dari keluarga terkaya negeri tetangga berhasil membuktikan. Bahwa hanya menjual obat kuat, bisa punya harta US$ 36 miliar atau Rp573 Triliun.
Keluarga tersebut adalah trah Yoovidha. Sejarah keluarga bermula dari Chaleo Yoovidhya. Awalnya Chaleo hanya pekerja kantoran biasa yang berprofesi di dunia farmasi.
Sekali waktu di tahun 1970, Chaleo iseng meracik minuman campuran gula dan kafein. Jumlahnya sangat banyak. Chaleo percaya ramuan tersebut bakal membuat seseorang yang menenggaknya kuat, khususnya para kuli.
Saat itu, Thailand sedang menikmati pesatnya pertumbuhan ekonomi negara. Berbagai proyek dilaksanakan secara masif dan besar-besaran. Tulang punggung pembangunan proyek itu adalah kuli alias pekerja kasar.
Tanpa peluh keringat, tidak ada bangunan berdiri tegak di atas tanah. Maka, perhatian khusus banyak diberikan kepada para kuli.
Alhasil, ramuan “obat kuat” Itu diserahkan kepada para kuli. Tak disangka, tiap orang yang menenggaknya, niscaya energi akan datang bertubi-tubi. Bahkan, bisa mengusir lelah, kantuk, dan membuat seseorang bisa lebih fokus.
Minuman itu kelak diproduksi besar-besaran dan dinamai Kratingdaeng. Bagi para pekerja kasar, minuman ini sesuai dengan pekerjaannya yang membutuhkan gerak fisik sangat besar.
Alhasil, dalam sekejap Kratingdaeng menjadi sangat populer. Karena bisa mendampingi mereka dalam mendongkrak aktivitas.
Popularitas Kratingdaeng buatan Chaleo dilirik oleh sales deterjen asal Austria, Dietrich Mateschitz.
Pada 1980-an, dia datang pertama kali ke Bangkok untuk kepentingan pekerjaan dengan menempuh perjalanan udara selama 13 jam.
Guna menghilangkan jet lag, sales perusahaan deterjen itu memberanikan menenggak minuman berenergi tersebut. Tak disangka, jet lag-nya hilang dan dia bisa semangat seperti sedia kala.
Dari sinilah, Mateschitz punya ide bisnis menarik. Dia ingin Kratingdaeng mendunia dan tak hanya dijual di Thailand saja.
Singkat cerita, ide itu baru terwujud pada 1 April 1987. Dengan izin Chaleo, Mateschitz memberanikan diri menjual minuman energi itu secara global dengan target pasar pertama penduduk Austria.
Nama minuman itu adalah Red Bull. Dia menjual kepada para pekerja kerah biru dan menaruhnya di etalase tempat wisata dengan harga super mahal. Ini berbeda dengan Thailand yang menargetkan kuli.
Menurut Reinhard Kunz dalam Sport-Related Branded Entertainment: The Red Bull Phenomenon (2016), keputusan menjual Red Bill di luar awal target pasar dan harga mahal bertujuan untuk membentuk target pasar baru. Mateschitz percaya jika ini dilakukan, maka akan terbentuk komunitas pecinta Red Bull, sehingga bakal terbentuk kesan eksklusif.
Selain itu Mateschitz juga menjadikan Red Bull di sponsor olahraga Formula 1. Di ajang olahraga balapan ekstrim itu, perusahaan nekat menjadi sponsor ratusan atlet dan mendirikan tim balap sendiri.
Tentu, tujuan turun gunung itu bukan cuma agar dikenal para penggemar F1 di seluruh dunia, tetapi juga supaya bisa membuktikan bahwa produknya benar-benar bermanfaat. Dengan logo banteng berwarna merah yang menunjukkan kekuatan, Red Bull ingin para konsumennya bisa seperti banteng dan para atlet olahraga ekstrim: kuat dan bertenaga.
Pada akhirnya, ini semua membuahkan hasil. Red Bull berjaya, begitu juga Kratingdaeng. Dalam situs resmi, tercatat pada 2023 lalu produk sukses terjual 11,583 miliar kaleng.
Kesuksesan ini membuat kekayaan Chaleo juga ikut naik. Forbes (2024) mencatat dia dan keluarga, yang lini bisnisnya kini dikendalikan oleh Chalerm Yoovidhya (generasi ke-2) , punya US$ 36 miliar atau setara Rp 573 Triliun. Nominal ini membuatnya dinobatkan sebagai keluarga terkaya di dunia, yang semua bermula dari jualan obat kuat.
Hari itu, 6 Agustus 1945, pesawat B-29 Enola Gay milik militer Amerika Serikat meluncurkan bom atom 15 kiloton di langit Hiroshima, Jepang.
Bom seketika meledak mengeluarkan kilatan cahaya disertai awan cendawan yang langsung mengembang tinggi ke langit. Selang beberapa detik, angin keras bak topan menyapu secara radial ke segala arah disertai panas yang tak terkira.
Sekitar 90 ribu hingga 120 ribu manusia terpanggang hidup-hidup. Total 90% dari 76 ribu bangunan kota terbakar hingga menjadi puing-puing. Atas dampak demikian siapapun pasti mengira tak ada satupun manusia yang masih hidup.
Akan tetapi, ada manusia yang diberi mukjizat bisa selamat dari kejadian hari itu. Sedikit manusia yang mendapat keberuntungan adalah para warga Indonesia. Selama masa pendudukan, Jepang membuka pintu masuk kepada orang Indonesia untuk bekerja dan belajar di sana.
Ini dilakukan sebagai cara menarik simpati rakyat kecil, kelompok menengah, dan pegawai sipil. Namun, sejarah kemudian membuktikan mereka tak cuma belajar atau bekerja, tapi jadi saksi atas tragedi mengerikan: peluncuran bom atom.
Cerita pertama datang dari Sjarif Adil Sagala. Dalam memoarnya di Suka Duka Pelajar Indonesia di Jepang, Sekitar Perang Pasifik 1942-1945 (1990), Sagala masih teringat detik demi detik bagaimana bom atom AS hampir membuatnya pindah alam.
Pada 6 Agustus 1945 pukul 8 pagi, Sagala bangun tidur dan bergegas ke kampus. Tak ada yang berbeda hari itu. Seperti biasa, dia pergi membawa peralatan dan tak lupa sebelum masuk kelas, dia menyantap sarapan dulu.
Sesaat setelah kenyang, Sagala mendengar suara gemuruh. Dia melihat ke langit dan ternyata berasal dari pesawat tempur AS. Pikir Sagala, itu biasa. Selama perang pesawat serupa sering mondar-mandir. Bahkan, semua itu jadi tontonan menghibur.
Namun, saat mendongakkan kepala ke langit, tragedi pun muncul.
“Tiba-tiba terdengar suara aneh dan…. sraatt, sinar berkilau, dengan dahsyat dan mengejutkan!,” tutur Sagala.
Di hadapannya, terlihat putaran angin besar dan asap raksasa membumbung tinggi ke awan. Dia langsung menutup jendela dan bergegas kabur. Sayang, saat baru berlari 1-2 langkah, dia terhempas tertimpa bangunan ambruk.
Sagala mengaku tak teringat apapun. Satu hal yang ia rasakan: muka berlumuran darah dan kulitnya bak terbakar terdampak angin besar yang super panas. Di kondisi itu, dia merasa ajalnya sudah dekat. Teriakan minta tolong tak didengar sebab semua juga bernasib sama. Apalagi, dalam waktu bersamaan, api mulai berkobar.
Namun, setelah berulangkali teriak, ada orang yang mendengar. Dia adalah mahasiswa Indonesia juga. Namanya, Hasan Rahaya. Hasan lantas mengeluarkan Sagala dari reruntuhan dan membawanya ke lokasi aman.
Bagaimana Hasan bisa selamat diceritakan pula oleh penyintas warga Indonesia bernama Arifin Bey. Arifin dan Hasan satu sekolah di Universitas Waseda. Pada 6 Agustus 1945, Arifin sedang berada di ruang kelas seorang profesor.
Dia tak curiga apapun dan hanya mendengar gemuruh pesawat dan sirine tanda aman. Itu sudah biasa. Profesor pun masuk kelas dan langsung ngajar.
“Selamat pagi! Sampai minggu yang lampau…..!,” kalimatnya terhenti. Mata profesor teralihkan ke luar jendela. Begitu pula pandangan Arifin.
“Tiba-tiba dari arah jendela kelas kelihatan cahaya menyambar ibarat kilat. Tapi, tak membawa bunyi apapun,” kenang Arifin dalam memoarnya “Bom Atom di Atas Hiroshima: Suatu Pengalaman Nyata”.
Tak lama setelah cahaya muncul, angin panas menerpa dan bangunan pun ambruk. Arifin tertimpa dan pingsan. Saat siuman, dia melihat langit biru pagi hari berubah menjadi hitam seperti maghrib.
Dia bangkit dan mencari orang selamat. Berlarilah dia ke asrama dan bertemu dengan orang Indonesia lain, Syarif Sagala dan Hasan Rahaya. Saat melihat dunia luar, betapa terkejutnya Arifin. Hiroshima yang dulu kota damai dan asri berubah menjadi lautan api.
Akibat angin panas barusan, para penduduk juga menderita. Mereka berlumuran darah dan kulitnya bergelantung bak terkuliti. Mereka berlarian kesana-kemari mencari pertolongan. Sayang, keadaan chaos. Sulit mendapat akses pengobatan.
Arifin, Sagala, dan Hasan tentu saja masih beruntung. Ketiganya tergerak membantu sesama, menyelamatkan orang dari reruntuhan bangunan dan mengobati korban dari rasa sakit teramat.
Selain Arifin, Sagala, dan Hasan, ada penyintas lain warga Indonesia bernama Omar Barack. Semuanya terlihat sehat, kecuali Sagala yang berlumuran darah. Meski begitu, beberapa hari kemudian baru diketahui kondisi tubuh mereka sudah terdampak radiasi.
Saat tiba di tempat pengungsian di Tokyo, dokter mengatakan tubuh mereka terkena radiasi super tinggi. Sel darah putih di tubuh menurun drastis. Normalnya, mereka punya 4.000 – 11.000 sel darah putih per mikroliter darah. Sementara, mereka hanya punya kurang dari 4.000. Mereka pun kritis. Dokter tak bisa berbuat apa-apa. Bahkan, Sagala sempat disebut “tipis kemungkinan untuk hidup.”
Beruntung, mereka berhasil melewati masa kritis satu minggu. Setelahnya, selama lima tahun, berada dipengawasan dokter yang memantau radiasi.
Saat pulang ke Indonesia. mayoritas dari para penyintas kelak menjadi pengusaha besar Indonesia.
Pada 1969, Sjarif Adil Sagala, yang sempat menikmati kelezatan mie khas Jepang, mendirikan mie instant pertama di Indonesia bernama Supermi. Lalu, Hassan Rahaya membangun usaha pelayaran dan kargo. Dia sempat jadi anggota DPR era Orde Baru. Anak Hassan, Ferdy Hassan, menjadi artis ternama.
Sementara, Omar Barack juga sama. Dia jadi pengusaha kayu dan baja. Kelak, anaknya menikah dengan politisi dan pengusaha Surya Paloh. Selain itu, cucunya, Reino Barack, menikah dengan musisi Syahrini. Hanya Arifin Bey yang tak jadi pengusaha. Dia berada di jalan sunyi menjadi diplomat dan peneliti.